Penerapan
Pendekatan Problem Posing dalam
Pembelajaran Matematika
(Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Inovatif II)
Dosen
Pembimbing:
Lestariningsih, S.Pd., M.Pd.
Disusun
oleh:
1.
Abdul Khakim Kurniawan NIM: 1431001
2.
Ahmad Hariz M. NIM: 1431006
3.
Cicinidia NIM: 1431021
4.
Indah Silvia Hadi NIM: 1431040
5.
Ristia Havadoh E. NIM:
1431069
6.
Rizky Yuniar Hakim NIM: 1431070
STKIP PGRI SIDOARJO
Jalan Kemiri, Telp.(031) 8950181, Fax.(031)
8071354, Sidoarjo.
Website :http://stkippgri-sidoarjo.ac.id
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2016
PEMBAHASAN
Pengertian
merupakan
suatu pendekatan pembelajaran yang mengutamakan keaktifan, kemampuan berpikir kreatif
dan kritis melalui suatu kegiatan pemecahan masalah dengan cara merumuskan
kembali sebuah masalah.
Sejarah
problem posing mulai
dikembangkan pada tahun 1997
oleh Lynn D.
English dan awal
mulanya diterapkan dalam
mata pelajaran matematika. Kemudian
pendekatan ini dikembangkan
pada mata pelajaran yang lain.
Pembelajaran problem posing mulai masuk ke Indonesia pada tahun 2000.
Ciri - Ciri Pendekatan Problem
Posing
• Guru belajar dari siswa dan siswa
belajar dari guru
• Guru menjadi rekan siswa yang
melibatkan diri dalam proses pembelajaran dan menstimulasi daya pemikiran
kritis siswa-siswanya serta guru dan siswa saling memanusiakan
• Guru dan siswa dapat
mengembangkan kemampuannya untuk mengerti secara kritis mengenai dirinya dan
dunia tempat guru dan siswa berada
• Pembelajaran problem posing
senantiasa membuka rahasia realita yang menantang manusia kemudian menuntut
suatu tanggapan terhadap tantangan tersebut.
Prinsip – Prinsip
Pendekatan Problem Posing
• Pengajuan soal harus berhubungan dengan
apa yang dimunculkan dari aktivitas siswa di dalam kelas;
• Pengajuan soal harus berhubungan
dengan proses pemecahan masalah siswa;
• Pengajuan soal dapat dihasilkan
dari permasalahan yang ada dalam buku teks, dengan memodifikasikan dan
membentuk ulang karakteristik bahasa dan tugas.
Tahap – Tahap
Pendekatan Problem Posing
• Guru menyiapkan bahan atau alat
pembelajaran, sementara siswa menyiapkan bahan atau alat belajar
• Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran dan siswa memahami tujuan pembelajaran tersebut
• Guru menjelaskan materi
pelajaran, sedangkan siswa memperhatikan dan mencoba memahami penjelasan guru
• Guru memberikan contoh cara
membuat atau mengajukan soal, dan siswa diminta untuk memperhatikannya
• Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya
• Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk membuat soal sebanyak mungkin dari situasi yang diberikan,
sedangkan siswa melakukan kegiatan merumuskan soal berdasarkan situasi yang
diberikan
• Guru mempersilahkan siswa
menyelesaikan soal yang dibuatnya sendiri
• Guru memberikan kesempatan lagi
agar siswa mengajukan soal sesuai dengan informasi yang diberikan, tetapi
situasi yang diberikan harus berbeda dengan situasi sebelumnya, kemudian siswa
membuat soal sesuai dengan situasi yang diberikan dan mendiskusikan dengan
teman-temannya
• Guru mempersilahkan siswa untuk
menyelesaikan soal yang dibuat temannya.
Kelebihan
• Meningkatkan kemampuan berpikir
teoritis dan kreatif dari siswa, bermanfaat pada perkembangan pengetahuan dan
pemahaman anak terhadap konsep-konsep penting matematika
• Meningkatkan perhatian,
komunikasi matematika siswa, dan mendorong siswa untuk lebih bertanggung jawab
dalam belajarnya
• Meningkatkan pemahaman konsep
matematika.
Kekurangan
• Membutuhkan ketelitian dan
kesungguhan dari guru dalam menerapkannya dengan pendekatan lain serta materi
yang cocok diajarkan dengan pendekatan tersebut.
• Siswa yang berkemampuan rendah
tidak dapat menyelesaikan semua soal yang dibuatnya. Demikian juga dalam
menyelesaikan soal-soal yang dibuat oleh teman yang memiliki kemampuan problem
posing lebih tinggi.
Contoh aplikasi berdasarkan tahap
• Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran dan siswa memahami tujuan pembelajaran tersebut;
• Guru menjelaskan materi
pelajaran, sedangkan siswa memperhatikan dan mencoba memahami penjelasan guru
·
Guru
menjelaskan materi pelajaran, sedangkan siswa memperhatikan dan mencoba
memahami penjelasan guru
·
Guru
memberikan contoh cara membuat atau mengajukan soal, dan siswa diminta untuk
memperhatikannya
1.
Jumlah
dua bilangan adalah 19 dan selisihnya 5. Bilangan-bilangan berapakah itu?
2.
Harga
6 ekor kambing dan 4 ekor sapi adalah Rp19.600.000,00. Harga ekor kambing dan 3
ekor sapi adalah Rp16.800.000,00. Berapa harga 1 ekor kambing, dan berapa harga
1 ekor sapi?
·
Guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
·
Guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat soal sebanyak mungkin dari
situasi yang diberikan, sedangkan siswa melakukan kegiatan merumuskan soal
berdasarkan situasi yang diberikan
·
Guru
mempersilahkan siswa menyelesaikan soal yang dibuatnya sendiri
·
siswa
membuat soal sesuai dengan situasi yang diberikan dan mendiskusikan dengan
teman-temannya
·
Guru
mempersilahkan siswa untuk menyelesaikan soal yang dibuat temannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar